Karya Tulis Kesehatan Gigi
PERBEDAAN DEBRIS INDEKS ANTARA MENYIKAT GIGI SECARA MANDIRI DENGAN MENYIKAT GIGI DIBANTU ORANG TUA PADA MURID KELAS NOL BESAR TK MARSUDISIWI PENGKOL KAPLING JEPARA TAHUN 2009
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan kepada
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Diploma III Kesehatan Gigi
OLEH
DYAHSARI WURIYANTI
P 17425006393
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PROGRAM DIPLOMA III
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2009
INTISARI
Wuriyanti, Dyahsari, 2009, Perbedaan Debris Indeks Antara Menyikat Gigi Secara Mandiri Dengan Menyikat Gigi Dibantu Orang Tua Pada Murid Nol Besar TK Marsudisiwi pengkol Kapling Jepara Tahun 2009, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang.
Penguji : Ani Subekti, Salikun, Nono Sulistijarso.
Kata kunci : Menyikat gigi secara mandiri, menyikat gigi dibantu orang tua, debris indeks
Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dapat dihindari.Belum ada kesadaran anak dalam menjaga kebersihan mulut, untuk itulah anak-anak usia ini perlu bantuan dan motivasi orang tua dalam menyikat gigimya.Berdasarkan studi pendahuluan pada mutid TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara diproleh data dari 26 anak diantaranya terdapat 6 anak menyikat gigi dibantu orang tua dan 20 anak menyikat gigi secara mandiri.adanya kesenjangan ini peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK nol besar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai dengan pengumpulan data dilaksanakan secara bersamaan atau sekaligus (cross sectional).Populasi dalam penelitian ini adalah murid nol besar TK marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara yang berjumlah 26 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive accidental sampling.Dengan sampel 6 responden menyikat gigi secara mandiri dan 6 responden menyikat gigi dengan di bantu orang tua.Data yang diperoleh menggunakan metode analisa diskriptif kuantitatif ,setelah data diperoleh diolah lalu dimasukkan dalam tabel kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan selisih rata-rata debris indeksnya sebesar 0,63 dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi dengan bantuan orang tua lebih baik dibandingkan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri.Ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat mendukung untuk meningkatkan kesadaran anak tentang kesehatan gigi dan mulut yang mana diharapkan dapat menurunkan nilai debris indeks.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain karang gigi, gigi berlubang, bau mulut dan sebagainya. Cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (Ircham, 1995)
Kelompok anak-anak pada umumnya belum dapat menyikat gigi dengan baik dan efektif karena menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang lengket, serta sisa makanan yang berada pada permukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi (Ircham, 1995).Untuk itulah peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar pada anak-anak sangat diperlukan agar sisa makanan yang tertinggal dipermukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi bisa dibersihkan.
Orang tua berperan dalam dalam pengembangan kualitas pribadi anak, melalui cara-caranya mengasuh dan mendidik anak. Cara-cara ortang tua mengasuh anak meliputi sejauh mana orang tua menjadikan dirinya sebagai pantauan anak, hubungan kognitif dan afektif antara orang tua dan anak ,cara mengajar anak serta cara mendisiplinkan anak (Kudwiratri,1998).Termasuk didalammya peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar.
Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk menyegarkan mulut saja,bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya,sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri (Tomasowa,1981).Padahal tujuan menyikat gigi adalah mengghilangkan dan mengganggu pembentukan plak serta membersihkan gigi dari sisa makanan ataupun debris,yang mana plak dan sisa makanan yang tertinggal dalam gigi merupakan faktor terjadinya lubang gigi (Niken,2005).Untuk itulah peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka disusun suatu permasalahan masalah yaitu “Apakah ada perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK?”
C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat di bantu orang tua pada murid TK
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui nilai debris sesudah menyikat gigi secara mandiri murid TK
b. Untuk mengetahui nilai debris sesudah menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1.Menyikat gigi
a.Definisi menyikat gigi.
Menurut Tomasowa (1981) menyikat gigi adalah menghilangkan plak dari permukaan gigi yang tujuannya untuk mencegah penumpukan plak. Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dapat dihindari (Niken,2005).
b.Waktu menyikat gigi.
Maulani (2005), berpendapat bahwa menyikat gigi minimal sehari cukup dua kali sehari, yaitu 30 menit setelah makan pagi dan malam hari sebelum tidur. Niken (cit. Weidjen dkk, 1993) telah menstandarisasikan lama waktu menyikat gigi yang efektif adalah dua menit.Selain menggunakan lama waktu menyikat gigi, maka untuk efektivitas menyikat gigi ada anjuran untuk menggosok gigi pada tiap-tiap bagian sebanyak 5 sampai 10 gosokan (Niken cit. Yankel dan Saxen,2005).
2.Debris
Nio (1992) mengatakan debris adalahsisa makanan yang tertinggal di dalam mulut pada permukaan dan diatas gigi geligi serta gingiva setelah makan yang tidak segera dibersihkan. Debris mudah dilepaskan oleh gerakan lidah, bibir serta pipi atau berkumur-kumur.
Partikel-partikel makanan yang tertekan didaerah interdental, oklusal didaerah cervikal gigi sukar dibersihkan dan merupakan makanan bagi kuman sehingga perlu dibersihkan dengan tindakan mekanis.
3.Hubungan Menyikat Gigi Terhadap Debris.
Menyikat gigi merupakan cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan debris atau deposit plak pada permukaan gigi dan gusi. Manfaat menyikat gigi adalah menghilangkan kotoran dan sisa makanan sehingga dapat mencegah penyakit gigi dan mulut (Depkes RI,1993). Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung lama, sehingga kerusakan gigi dapat dihindari (Anonim,2008).
Menurut Zelva (2008) kegunaan menyikat gigi adalah agar sisa-sisa makanan dapat hilang dari sela-sela gigi dan permukaan gigi selain itu untuk mendapatkan kenyamanan dari terselipnya sisa makanan dan mulut yang bebas dari bau.
4.Perkembangan Anak TK.
Anak TK termasuk kelompok pra sekolah. Anak pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-5 tahun. Pada anak usia pra sekolah, merupakan masa kehidupan yang mana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada orang lain (Hurlock,1999).Mereka masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat serta memerlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidiknya (Ircham, 1995). Perkembangan anak difokuskan pada peran keluarga, terutama orang tua sebagai perantara antara anak dan lingkungan budaya yang melingkupinya.Mereka mulai belajar hidup bermasyarakat dan berkembang. Pada usia ini mereka akan mengalami mengenal banyak teman,mengenal dan minta banyak macam makanan dan meniru atau mencontoh apa yang dilihatnya dampaknya akan berakibat menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan giginya.
5.Peranan Orang Tua.
Fase perkembangan anak usia pra sekolah masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam memelihara kesehatan mulutnya .Belum ada kesadaran anak dalam menjaga kebersihan mulut. Peranan orang tua dalam peningkatan derajat kesehatan anak sangat dibutuhkan terutama untuk menentukan keberhasilan kesehatan keluarga secara menyeluruh.
B.Pertanyaan Penelitian.
Dari kerangka konsep di atas dapat dibuat pertanyaan penelitian yaitu “Apakah ada perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu dengan orang tua.
Read Full Post »